Painful Love Chap 1

Untitled-3

 

Author : HunClaire

Cast : Park Na Ra

Kai

Luhan

Jung Soo Jung (Krystal Fx)

Genre : Sad Romance

Legth : 2shoot

Rate : T

Nara POV

Ketika aku masih duduk di kelas 2 SMA, seorang namja tiba-tiba saja datang menghampiriku ke dalam kelas,

“Nara-ya, maukah kau menjadi kekasihku ?” itulah yang diucapkannya kala itu, aku.. yang sejujurnya juga memiliki perasaan yang sama dengannya, aku mencintainya, mencintai sahabatku Kai yang sudah berada disampingku semenjak aku masih kecil.

Kami.. yang seakan tak pernah terpisah satu sama lain, hingga detik ini.. saat aku dan Kai telah menginjak tahun terakhir kami berkuliah di Seoul University.

**

“Nara-ya.. Kau mau menonton film apa ?” tanyanya sambil menggandeng tanganku ke tempat pemesanan tiket.

“Apa saja yang Kai suka” jawabku tersenyum hangat ke arahnya.

“Kenapa kau itu selalu saja mengalah padaku, pokoknya.. sekarang giliranmu yang memilih filmnya, arrachi”

“Mm.. Kalau begitu.. aku pilih film yang itu saja” ucapku menunjuk ke sebuah film yang kuketahui Kai sudah lama ingin menontonnya.

Hari ini tepat pada hari valentine, aku dan kekasihku Kai tengah berkencan untuk merayakan hari jadi kami yang ke lima.

.

Di dalam studio, Kai tetap menggenggam tanganku walau perhatiannya tengah terfokus pada layar film, Ia yang juga membiarkan kepalaku terus bersandar di bahunya begitu nyaman.

“Nara-ya” bisik Kai pelan.

“Apa ?”

“Kau bosan dengan filmnya yah ?”

“Aniyo, sudah kubilang aku akan selalu menyukai apapun yang Kai suka”

“Aigoo.. dasar kau ini”

**

Setelah pemutaran film itu selesai, kami pun memilih untuk pergi berkencan ke tempat lain, kami lalu berjalan ke sebuah halte untuk menunggu kedatangan bus yang berikutnya.

“Kau mau kemana lagi ?” tanya Kai menatapku lembut.

“Mm.. Karena sekarang sudah malam, kita pergi ketempat yang sekiranya dekat saja”

“Kemana yah ? sepertinya semua tempat yang ada di kota Seoul sudah pernah kita datangi untuk berkencan” gumam Kai nampak bingung.

“Kita ke Seoul Tower saja” pintaku dengan semangat.

“Yasudah kalau kau memang mau kesana”

Nara Pov end

**

Sesampainya di Seoul Tower, tanpa sengaja Kai dan Nara melihat sepasang kekasih yang tengah bertengkar hebat tidak jauh dari tempat mereka berdiri, dan ketika sang namja mulai berlaku kasar pada kekasihnya, Kai pun langsung berlari menghampiri pasangan itu.

#Bruk.. Namja itu mendorong kekasihnya hingga jatuh ke atas tanah,

“Yak.. kau tidak boleh bertindak kasar pada perempuan !” bentak Kai emosi, sedangkan Nara membantu sang yeoja yang tengah terduduk lemah disana.

“Kau tidak apa-apa ?” tanya Nara padanya, yeoja itu pun hanya mengangguk sambil menyeka air matanya.

“Memangnya kau ini siapa hah ?! Seenaknya saja mencampuri urusan orang lain !” sahut namja itu geram, “Soojung-ah, Kajja kita pergi dari sini !” kemudian namja itu menarik paksa tangan kekasihnya kasar, dan dengan cepat Soojung pun langsung menepisnya,

“Shiroo-yo.. aku sudah tak mau bersama denganmu lagi, aku mau kita putus saja !!” tutur Soojung meneteskan air matanya.

“Apa kau bilang ?!! Hah.. sincha.. cepat ikut denganku !!” titah namja itu yang kembali menarik paksa tangan Soojung.

“Lepas Minho.. Sudah kubilang aku tidak mau !!” ucap nya mencoba melepaskan diri.

“Yak.. dia bilang dia tidak mau ikut denganmu !” gertak Kai menghalangi.

“Aish.. lagi-lagi bersikap sok pahlawan”

#BUK.. Namja itu pun langsung memukul wajah Kai dengan kepalan tangannya, hingga membuat Kai jatuh tersungkur ke atas tanah.

“Kai !!” Nara berteriak histeris sambil berlari menghampiri kekasihnya, saat itu bibir Kai nampak terluka dan terlihat mengeluarkan darah.

Para pengunjung yang melihatnya pun langsung melaporkan kejadian itu ke petugas keamanan, dan saat petugas keamanan mulai datang ke tempat kejadian, orang yang memukul Kai itu langsung ditangkap dan diamankan ke kantor polisi.

.

~Di sebuah klinik~

“Aku sungguh minta maaf, karena sudah membuat kencan kalian berdua menjadi terganggu” ucap Soojung merasa menyesal.

“Aniyo, tidak apa-apa kok” ucap Nara tersenyum ramah ke arahnya. “Oh iya, nanti kalau pacarku sudah keluar dari ruang pengobatan, tolong bilang padanya kalau aku sedang pergi sebentar untuk membayar biaya pengobatannya yah”

“Iya, baiklah”

~Lima menit kemudian~

Saat Kai keluar dari ruang pengobatan, orang pertama yang dicari olehnya tentu saja adalah kekasihnya, namun yang Kai lihat saat itu hanyalah seorang yeoja yang baru saja ditolong olehnya.

“Mm.. kau tahu Nara pergi kemana ?”

“Ah.. tadi pacarmu bilang dia sedang membayar biaya pengobatanmu” ucap Soojung cepat.

“Oh begitu yah” Kai berjalan ke arah kursi yang terletak di sebelah yeoja itu, kemudian mendudukan dirinya disana.

“Apa lukanya parah ?” tanya Soojung mendudukan dirinya di sebelah Kai.

“Tidak kok, hanya saja.. ujung bibirku perlu dijahit sedikit untuk menutupi robekan lukanya”

“Jeongmal mianhaeyo, karena menolongku, kau jadi terluka seperti ini”

“Sudahlah tidak usah dipikirkan, oh iya.. namaku Kim Jong In, tetapi orang-orang lebih sering memanggilku dengan sebutan Kai”

“Aku.. Soojung, Jung Soo Jung”

“Soo jung ? Bukankah.. Soojung itu artinya adalah batu kristal ?”

“Ne, itu memang arti dari namaku, lalu memangnya kenapa ?” tanya Soojung tak mengerti.

“Kau.. memiliki nama yang bagus” ujar Kai tersenyum hangat.

“Ne.. Go..gomawo” ucap Soojung nampak sedikit malu dengan pujian yang diberikan untuknya, “ Eoh, I.itu… di dagu mu masih ada noda darah”

“Benarkah ?” Kai mengusap-ngusap dagunya asal.

“Nodanya bukan di sebelah situ, tapi ada di sebelah sini” Soojung berniat membantu mengusapkan noda darah yang ada di dagu Kai, namun dengan cepat Kai langsung memegang tangan Soojung untuk menolak bantuannya, hingga sejenak kedua mata itu pun saling menatap satu sama lain, dan..

“Maaf karena membuat kalian.. menung..” Nara nampak terkejut saat melihat Kai tengah menggegam tangan Soojung dengan posisi duduk saling berdekatan, dengan cepat Kai pun melepaskan tangan itu lalu berdiri mendekati kekasihnya gugup.

“Na..nara-ya”

“Sepertinya kalian cepat sekali akrab ne” Sahut Nara yang hanya tersenyum ke arah yeoja itu.

**

 “Nara-ssi, Jong in-ssi, Aku pamit pulang dulu ne, Maaf karena malam ini aku sudah merepotkan kalian berdua, dan juga terimakasih karena sudah membantuku”

“Ne sama-sama, Mm.. Kai, kau tak mau mengucapkan sesuatu pada Soojung sebelum dia pergi ?” tanya Nara kepada kekasihnya.

“Mm.. aku harap.. Soojung-ssi bisa secepatnya mendapatkan pria yang lebih baik dari orang itu” ungkap Kai mengucapkan kalimat yang seketika membuat hati Soojung merasa begitu tersentuh, Soojung.. yang seakan mulai terpesona dengan namja yang ada di hadapannya ini.

“Ne.. Terimakasih” Soojung pun menggangguk pamit, kemudian saat ia berjalan menuju ke arah taksi, ditolehkannya lagi wajahnya kebelakang, dan tak sengaja berpapasan dengan mata sang namja yang masih melihat ke arahnya, Kai yang seketika mengalihkan pandangannya canggung, begitu juga dengan Soojung yang terlihat gugup dan langsung masuk kedalam taksi.

Tidak lama setelah Soojung pergi, Nara dan Kai sejenak terlihat saling diam satu sama lain, entah suasana apa yang tengah menyelimuti kedua sepasang kekasih itu.

“Nara-ya.. tadi itu.. aku bukannya sengaja ingin memegang..”

“Hmm ?” gumam Nara menunjukan raut wajah seakan tak tahu dengan apa yang sedang Kai bicarakan.

“A..aniyo, tidak jadi saja”

.

Disepanjang perjalanan pulang, Nara terus berpura-pura tidur di bahu Kai, hal itu ia lakukan agar Kai tak perlu menjelaskan apapun kepadanya, Ya.. karena tanpa Kai menjelaskannya, Nara akan selalu tetap mempercayai kekasihnya itu. Nara yang tak pernah berani menunjukan rasa marah atau kecewa pada sang kekasih, ia yang terlalu takut jika kekasihnya itu sampai pergi meninggalkannya.

**

Nara dan Kai telah sampai di depan rumah mereka, Ya.. Rumah Nara dan Kai memang terletak saling berhadapan, sebelum mereka masuk kerumah masing-masing, Kai pun sejenak memeluk tubuh Nara dengan hangat.

“Kai.. Aku harus segera pulang” gumam Nara menatap wajah Kai yang masih terus memeluknya.

“Ne.. arraseo” ucap Kai yang perlahan melepaskan dekapannya, dan saat Nara ingin masuk ke dalam rumah, tiba-tiba saja Kai kembali memeluk tubuh Nara dari belakang.

“Ka..kai”

“Apa benar-benar tidak ada sesuatu yang ingin kau bicarakan denganku ?” tanya Kai memeluk sayang kekasihnya.

“Ne, tidak ada Kai, sungguh” ucap Nara menolehkan sedikit wajahnya ke arah kekasihnya.

“Syukurlah kalau begitu” ungkap Kai yang sejujurnya masih memiliki perasaan yang mengganjal dihatinya.

**

Ke esokan harinya,

~Universitas Seoul~

Pukul 01.00 siang,

Nara dan temannya Jiyeon tengah duduk di sebuah kantin, temannya yang saat itu tengah bercerita tentang hubungannya yang tengah merenggang dengan kekasihnya.

“Kalian kan sudah berpacaran selama 5 tahun, masa sih kalian sama tidak pernah bertengkar” tanya jiyeon heran.

“Aku memang sudah berpacaran dengannya selama 5 tahun, ah tidak.. bahkan aku sudah mengenalnya selama 10 tahun, dan karena aku sudah mengenalnya semenjak lama, maka dari itulah aku sangat mempercayainya”

“Sedikitpun kau tak pernah marah padanya ?”

“Kurasa tidak pernah” jawab Nara dengan yakin.

“Aigoo, kalian itu aneh sekali, setidaknya pacaran itu juga harus ada bertengkarnya sedikit, lagian apa kalian tidak bosan selama 10 tahun selalu bersama-sama terus”

“Bosan ? Aku tak pernah memikirkan hal itu”

“Kau memang tidak bosan dengannya, tapi bagaimana kalau diam-diam dia mulai bosan denganmu”

“Ne ?” Nara yang seketika nampak termenung saat mendengar ucapan temannya itu.

**

Terlihat beberapa mahasiswa jurusan bisnis mulai keluar dari kelas, dan saat itu Kai tampaknya masih sibuk merapikan buku kuliahnya ke dalam tas.

“Yak.. Kai” sahut Baekhyun yang merupakan teman sekelasnya.

“Ada apa ?”

“Gawat, sepertinya Jiyeon mencurigaiku sedang berselingkuh, aish.. kenapa dia sangat cemburuan sekali sih”

“Kalau dia cemburu, artinya dia benar-benar mencintaimu, aku malah iri padamu”

“Eoh ?! Jangan bilang.. kau sedang bertengkar dengan Nara yah ? Wah.. Itu keajaiban sekali”

“Aniyo, aku tidak sedang bertengkar dengannya, hanya saja.. dia.. seperti terlihat tak pernah cemburu padaku, bahkan dia tak pernah terlihat marah jika aku telat menjemputnya, ataupun ketika aku melakukan kesalahan lainnya.. apa menurutmu.. dia sudah mulai bosan denganku?”

“Kurasa.. karena Nara terlalu sabar dan penurut, makanya ia tidak pernah terlihat marah ataupun cemburu padamu”

“Nara yang terlalu penurut ? atau Nara lah yang memang sudah mulai jenuh padaku ?”

“Yak.. Jangan-jangan.. ternyata kau sendiri lagi yang sebenarnya sudah mulai jenuh padanya ?” ucap Baekhyun berniat menguji temannya.

“Yak..Kenapa kau berkata seperti itu ?! sahut Kai nampak tersulut.

“Dengar Kai, Nara itu adalah gadis yang baik, mungkin dia itu hanya terlalu menjaga perasaanmu sampai ia tak berani menunjukan emosinya padamu, sudahlah.. kau jangan terlalu berprasangka buruk padanya, kalian itu kan sudah berpacaran selama 5 tahun”

**

Di sepanjang koridor gedung, Kai terlihat berjalan sambil melamunkan ucapan temannya yang bernama Baekhyun, sampai ia pun tak sengaja menabrak seseorang..

#Bruk.. buku-buku yang tengah dibawa orang itu pun jatuh berserakan ke lantai,

“Ah mianhae” ucap Kai membantu orang itu merapikan bukunya, dan saat ia mendongakan wajahnya,

“Soo..soojung ?”

“Jongin-ssi ?”

“Kenapa kau bisa ada disini ?” tanya Kai tak percaya.

“Aku memang berkuliah disini, dan tahun ini adalah tahun pertamaku”

“Ah geuraeyo ? haha.. kenapa dunia tampak sempit sekali, aku ini mahasiswa tahun terakhir disini, hmm.. berarti.. mulai dari sekarang kau harus memanggilku sunbae” sahut Jongin dengan nada bercanda.

“Haha.. baik Sunbae” jawab Soojung tertawa kecil.

**

Setelah Kai dan Soojung bertukar nomer telfon, mereka pun mulai berbincang di sebuah bangku taman kampus.

“Aku tidak menyangka, ternyata kita malah bertemu lagi dalam waktu secepat ini” gumam Kai yang duduk di sebelah Soojung.

“Ne, aku juga tidak menyangkanya, ah.. apa Nara-ssi juga berkuliah disini ?”

“Eum, dia juga berkuliah disini, dan dia juga satu angkatan denganku, jadi kau harus memanggilnya eonni”

“Aku.. jadi merasa iri dengan hubungan sunbae dan Nara eonni, kalian terlihat benar-benar saling mencintai satu sama lain, tidak seperti kekasihku yang selalu bertindak kasar padaku”

“Apa kekasihmu itu mengganggumu lagi setelah kejadian semalam ?”

“Jangankan menggangguku lagi, bahkan sepertinya dia sudah langsung melupakan ku begitu saja” ucap Soojung tersenyum pahit. “Aku.. juga ingin memiliki hubungan seperti sunbae dan Nara eonni yang terlihat begitu bahagia”

Kai terdiam sejenak saat mendengar Soojung mengucapkan kalimat itu,

“Kurasa.. hubunganku dengan Nara, bahkan terlalu mulus untuk dikatakan sebagai hubungan sepasang kekasih, memang benar aku mencintainya, tapi.. sikap yang ia tunjukan padaku selama ini, terlalu membuat hubungan diantara kami seperti kurang sesuatu, seperti.. perasaan saling cemburu, atau kembali mesra setelah kau bertengkar dengan kekasihmu, aku.. tak pernah merasakan hal-hal seperti itu..”

“Hoksi… hubungan sunbae dan Nara eonni.. mulai terasa menghambar.. ?” Soojung diam-diam melirikan matanya ke arah Kai,

“Entahlah.. aku sendiri juga tak mengerti” Kai yang saat itu seakan takut untuk memahami perasaannya sendiri.

.

Ke esokan harinya,

Pukul 01.00 siang,

“Nara-ya, kau bawa bungkusan apa itu ?” gumam Jiyeon yang menghampiri Nara setelah mata kuliah mereka berakhir.

“Oh, ini adalah bekal makan siang yang kubuatkan untuk Kai”

“Aigoo.. kalian ini seperti pasangan yang baru menikah saja” ucap Jiyeon heran.

.

“Permisi.. apakah benar ini adalah kelas Jongin sunbae ?” tanya Soojung pada seorang mahasiswa yang tidak lain adalah Baekhyun.

“Ne, sebentar yah aku panggilkan dulu” jawab Baekhyun masuk ke dalam kelas dengan wajahnya yang terlihat berpikir.

“Kai, ada seorang yeoja yang datang mencarimu”

Kemudian Kai pun segera berjalan keluar dari ruangan kelas,

“Eoh ?! Soojung-ssi, kau ada apa datang mencariku”

“Maaf jongin sunbae, boleh tidak aku minta tolong bantuanmu ?” tanya Soojung tergesa-gesa.

“Ne, tentu saja, kau mau minta tolong apa ?”

“Aku mau minta tolong diantarkan ke toko buku, soalnya tidak ada temanku yang bisa mengantarkanku kesana, dan aku sangat memerlukan buku itu untuk kuliah nanti sore”

“Mm.. bagaimana yah ?” Kai pun nampak terlihat berpikir sejenak. Ia yang sejujurnya tidak tega jika harus menolak permintaan Soojung yang nampaknya sangat membutuhkan buku itu.

.

Nara tengah berjalan menuju gedung tempat kekasihnya berada, dan saat ia melewati tempat parkiran kendaraan, tak sengaja ia mendapati kekasihnya seperti tengah bersiap-siap pergi dengan motornya, ketika Nara ingin memanggil Kai, Nara pun tersentak saat melihat seorang yeoja tiba-tiba saja naik ke atas motor kekasihnya, seorang yeoja yang nampak tidak asing dimatanya,

“Kenapa.. Soojung-ssi.. bisa bersama dengan.. ?” Nara yang saat itu hanya bisa terdiam membeku melihat kepergian Kai bersama dengan yeoja itu, mengeratkan genggamannya pada sebuah kotak bekal makanan yang sudah Nara buatkan dengan susah payah.

**

~Di sebuah Departemen Store~

“Gomawo, karena hari ini sunbae sudah mau mengantarkanku ke toko buku”

“Ne, sudahlah tidak usah dipikirkan” ujar Kai hangat.

Kai melihat ada sebuah toko yang menjual ice cream di departemen store tersebut. Karena mengingat Nara sangat menyukai ice cream, dirinya pun langsung berniat untuk membelikannya.

“Soojung-ssi, aku mau ke toko ice cream dulu ne, kau tunggu saja di bangku-bangku itu” ucap Kai menunjuk ke sebuah bangku tidak jauh dari tempat mereka berdiri.

“Ne, arraseo”

.

Ketika Soojung tengah menunggu Kai, tiba-tiba saja dari kejauhan Soojung melihat mantan kekasihnya Minho tengah berjalan dengan yeoja lain, Hati Soojung yang saat itu terasa begitu perih karena tak bisa menerima mantan kekasihnya bisa secepat itu berpindah hati darinya.

“Soojung-ssi kenapa kau melamun ?”

“A..aniyo.. tidak apa-apa.. sebaiknya kita segera pulang saja” tangan Soojung yang terasa gemetar pun tak sengaja menjatuhkan buku yang tengah dipegangnya.

Bruk

“Soojung-ssi.. Kau sebenarnya kenapa ?” tanya Kai cemas dan membantu mengambilkan buku miliknya.

“Gwaenchana.. aku.. hanya.. sedikit merasa pusing” ungkap Soojung seketika melangkah mendahului Kai.

.

“Apa sunbae membeli ice cream ini untuk Nara eonni ?” tanya Soojung pada Kai yang tengah sibuk mengeluarkan motornya dari tempat parkir.

“Ne” jawab Kai singkat.

“Kenapa meragukan perasaan sunbae pada Nara eonni, jika sunbae masih memikirnya di setiap saat ?”

“Aku hanya mengatakan jika ada sesuatu yang kurang dari hubungan kami.. bukan mengatakan jika aku meragukan perasaanku padanya.. karena aku masih tetap mencintainya sama seperti dulu”

Melihat kesetiaan yang ditunjukan oleh Namja ini pada sang kekasih, membuat Soojung semakin merasa terpikat dengan pesonanya, hati kecilnya yang berandai-andai, mengharapkan Kai bisa menggantikan posisi mantan kekasihnya di hatinya yang sedang terluka.

.

Pukul 08.00 malam, di kediaman keluarga Park,

Keluarga Park tengah melakukan acara makan malam bersama dengan Kai yang malam itu juga ikut diundang ke sana.

“Jongin-na” panggil Ayah Nara.

“Ne, Paman”

“Nanti.. setelah kau lulus kuliah, pokoknya kau harus mendapatkan pekerjaan yang bagus dulu, barulah setelah itu paman akan mengijinkanmu melamar Nara, Arraseo”

“Uhuk” Kai seketika tersedak minumannya saat mendengar ucapan Tuan Park. “I..iya.. saya mengerti Paman” gumam Kai menggarukan kepalanya yang tidak gatal.

“Ayah, kenapa bicara seperti itu, aish.. bikin malu saja” gumam Nara merasa malu.

.

Setelah acara makan malam, Mereka berdua pun kemudian duduk di atap rumah Nara, tempat yang biasanya memang mereka gunakan untuk bertemu semenjak kecil, Nara yang nampak tersenyum senang saat melihat Kai memberikannya sekotak ice cream cokelat untuknya.

“Mianhae Nara-ya, karena tadi temanku minta tolong untuk diantarkan ke toko buku, aku jadi tidak bisa mengantarkanmu pulang”

“Gwaenchana” ucap Nara mencoba tersenyum, dirinya yang kembali memikirkan kejadian tadi siang, mencoba berpikiran positif menemukan sebuah alasan mengapa Kai bisa bersama dengan Soojung, alasan yang ia gunakan untuk menenangkan hatinya sendiri.

Kai perlahan menarik Nara ke dalam dekapannya, mencoba menepis perasaan datar yang lagi-lagi dirasakan olehnya, Kai tak pernah ragu dengan rasa cintanya pada sang kekasih, mencintai yeoja yang sudah bersama dengannya selama 10 tahun, namun ia mulai berpikir.. rasa cinta apa yang sebenarnya Kai rasakan pada Nara ?

“Kai, Ada apa ?” tanya Nara halus.

“Aniyo.. aku hanya ingin memelukmu saja”

Drrrt….drrt..

Kai perlahan melepaskan pelukan itu saat merasakan ponselnya bergetar, ia pun sedikit membelakangi Nara untuk mengecek siapa yang menghubunginya,

“Soojung ?” gumam Kai dalam hati, dan dengan ragu-ragu, akhirnya Kai pun memilih untuk mengangkatnya.

“Yoboseyo” suara seorang namja terdengar dari arah lawan bicara Kai.

“Yo..yoboseyo ?” gumam Kai bingung karena yang didengarnya bukanlah Soojung.

“Bisakah anda menjemput nona Soojung dari bar kami, dia sepertinya sudah mabuk berat, karena nona Soojung terus menyebutkan nama anda, jadi saya memilih untuk menghubungi nomer anda yang tersimpan di ponsel nona ini”

“Ah geuraeyo ? Baiklah, kalau begitu aku akan segera kesana”

“Kau mau pergi kemana ?” tanya Nara cemas.

“A..aku, ah.. nanti saja kujelaskan ne, sekarang aku harus segera pergi”

“Yasudah, tapi ingat yah, jangan mengendarai motormu terlalu kencang arro”

“Ne Arraseo !!” jawab Kai bergegas menuruni tangga.

**

~Di sebuah bar di kota Seoul~

“Soojung-ssi, Gwaenchana ?” tanya Kai sesampainya ia disana, Kai pun langsung memapah Soojung ke sebuah sofa dan mencoba memberikannya segelas air putih.

“Soojung-ssi” Kai berusaha memanggil yeoja itu secara terus menerus, sampai akhirnya, perlahan-lahan Soojung pun membuka kedua matanya.

“Jongin sunbae” lirihnya pelan, lalu setetes air mata pun mulai jatuh dari pelupuk mata Soojung.

“Kau kenapa Soojung ?”

“Minho.. mantan pacarku, aku melihatnya berjalan dengan yeoja lain, kenapa dia harus secepat itu melupakanku sunbae, hiks.. kenapa baru selang sehari setelah hubungan kami berakhir, hatinya bisa langsung berpindah pada yeoja lain” tutur Soojung dengan air matanya yang mengalir semakin deras.

“Soojung-ssi.. sudahlah, kenapa kau masih saja menangisi mantan pacarmu yang selalu mengkasari mu itu” ungkap Kai berusaha menenangkan hati Soojung. “Aku yakin, kau pasti bisa menemukan namja yang lebih baik darinya, jadi kau tidak boleh menangisi namja itu lagi”

“Lalu bisakah.. aku mendapatkan seorang namja yang seperti Jongin sunbae ?” tanya Soojung menatap kedua mata Kai pilu. Membuat Kai sedikit memalingkan wajahnya menghindari tatapan itu.

“Kau bahkan bisa mendapatkan namja yang lebih baik dariku” gumam Kai mengarahkan pandangannya ke arah lain.

Kai berjalan menggandeng tangan Soojung yang masih mabuk keluar dari bar, lalu memakaikannya sebuah helm untuk mengantarkannya pulang ke rumah.

Dan tidak jauh dari sana, seorang pemuda nampaknya tengah melihat kejadian itu dengan menunjukan seringaian jahat diwajahnya.

**

Pukul 10.00 malam,

“Gomawo, karena sunbae sudah bersedia mengantarkanku pulang” ucap Soojung sesampainya ia di rumah.

“Iya sama-sama, aku pamit pulang dulu yah Soojung”

“Jongin sunbae” tiba-tiba saja Soojung menahan tangan Kai dengan menggenggamnya begitu erat.

“Wae ?”

“Jangan pergi.. Aku… ingin melihat wajah jongin sunbae sebentar lagi” tutur Soojung memandangi wajah Kai dalam beberapa detik, Kai.. yang saat itu seakan terhipnotis dengan paras Soojung yang begitu cantik, dan ketika tersadar, Kai pun langsung melepas genggaman tangan itu dan mundur selangkah menjauhi Soojung.

“Ya..yak.. Sepertinya kau masih mabuk, sebaiknya kau cepat masuk ke dalam rumahmu” ucap Kai merasa gugup.

Soojung menggangguk dan kemudian masuk ke dalam rumahnya, meninggalkan Kai yang saat itu merasakan detak jantungnya yang berdetak lebih cepat dari biasanya.

**

Pukul 12.00 malam,

Ketika mendengar kedatangan suara motor Kai, Nara pun sekejap langsung berlari keluar dari beranda rumahnya.

“Kai !” sahut Nara yang langsung memeluk kekasihnya erat, “Kau dari mana saja, kenapa jam segini baru pulang ?” tanya Nara begitu khawatir.

“Nara-ya, sedari tadi kau masih menungguku di beranda ?”

“Ne, aku takut kau kenapa-kenapa, makanya aku terus menunggumu pulang”

“Mianhae, karena aku sudah membuatmu cemas Nara, jeongmal mianhae” tutur Kai mengeratkan pelukannya, Kai.. yang saat itu merasa begitu bersalah pada kekasihnya.

**

Ke esokan harinya,  

~Pukul 04.00 Sore~

“Hari ini rencananya aku mau pergi menemani Jiyeon berbelanja, jadi nanti Kai pulang duluan saja” ucap Nara pada kekasihnya yang menjemputnya ke depan kelas.

“Yasudah, tapi ingat jangan pulang terlalu malam ne” gumam Kai mengusap lembut pundak kepala Nara.

“Iya, Kai juga hati-hati dijalan ne”

“Aigoo.. pamitan pulang saja lama sekali” sahut Jiyeon memutar bola matanya malas.

**

Terlihat sekelompok pemuda tengah berkumpul di sebuah tempat parkiran kendaraan,

“Kau yakin motor pemuda itu benar yang ini Minho ?” tanya salah seorang pemuda.

“Ne, aku yakin ini adalah motor yang kulihat semalam, cepat putuskan remnya sebelum ada yang datang” gumam Minho pada temannya, “Cih.. lihat saja, biar kuberi pelajaran namja itu karena sudah membuatku di tangkap polisi”

.

~Di sebuah perpustakaan~

Drrt..drrt..

Soojung menghentikan kegiatannya membaca buku saat ia merasakan ponselnya bergetar, Ketika Soojung melihat ke layar ponselnya, betapa terkejutnya ia saat tahu mantan kekasihnya lah yang ternyata mengiriminya sebuah pesan.

“Soojung-ah.. aku telah memberikan namja sok pahlawan itu pelajaran, dan sebentar lagi.. kau mungkin akan segera mendengar sebuah kabar buruk yang menimpa dirinya” –Minho-

Soojung membulatkan matanya sempurna ketika ia membaca pesang singkat itu, ia yang sekejap berniat untuk mengecek keadaan sang namja dan nampak mencari-cari nomor kontak Kai dengan tangannya yang  terasa gemetar.

Drrrt…drrrt..

“Ottokhae.. kenapa tidak diangkat ?” gumam Soojung panik.

“Yo..yoboseyo ?” akhirnya telfon itu pun terangkat.

“Kai ?”

“Animnida, apa kau keluarganya ?” suara bising terdengar dari arah berlawanan.

“A..aku bukan keluarganya, aku temannya, memangnya ada apa tuan ? ”

“Ah.. temanmu baru saja mengalami kecelakaan motor nona, sepertinya ia terluka cukup parah”

#Prak.. ponsel Soojung terlepas begitu saja dari genggamannya, ia yang nampak terlihat syok sampai tubuhnya pun terasa lemas dan jatuh terduduk ke atas lantai.

**

“Akh..” Tangan Nara tak sengaja tergores ujung rak baju hingga membuatnya sedikit berdarah.

“Nara-ya.. kenapa kau tidak hati-hati” ucap Jiyeon memeriksa tangan Nara cemas.

#Cause you are my baby.. baby.. baby..#

“Eoh, ponselmu berbunyi” ujar Jiyeon menunjuk ke arah tas Nara.

Pik

“Yoboseyo”

“Nara-ya, ini Ibu, tadi ibu dengar dari Nyonya Kim, katanya Kai mengalami kecelakaan motor”

“Apa ?! Lalu bagaimana keadaannya sekarang bu ?! Apa dia baik-baik saja ?! Kai dirawat di rumah sakit mana ?!” wajah Nara yang seketika memucat karena rasa khawatirnya yang begitu besar pada sang kekasih.

**

Nara akhirnya tiba di rumah sakit tempat kekasihnya dirawat, disana ia melihat kedua orang tua Kai yang tengah menunggu di depan kamar dengan raut wajahnya yang terlihat pucat.

“Kim ajjeushi, bagaimana dengan keadaan Kai ?” tanya Nara resah.

“Dia sudah siuman, hanya saja sekarang dokter sedang mengecek tulang pergelangan kakinya yang retak”

Nara menyandarkan bahunya ke sebuah dinding, kegelisahan yang ia rasakan saat ini telah membuat sekujur tubuhnya menjadi gemetar.

.

Setelah kedua orang tua Kai selesai menengok keadaan anaknya, kini giliran Nara yang masuk ke dalam ruangan untuk melihat keadaan kekasih yang begitu dicintainya.

Perlahan-lahan Nara berjalan mendekati Kai, Kai yang saat itu langsung menyambut kedatangan Nara dengan sebuah goresan senyum diwajahnya, namun berbeda dengan Nara yang saat itu nampak terus meneteskan air matanya begitu sedih.

“Nara-ya.. sudah jangan menangis lagi ne, aku sudah tidak apa-apa kok” tutur Kai mengusap air mata yang jatuh di pipi Nara.

“Kau hampir membuatku mati ketakutan Kai, hiks.. aku kan sudah bilang jangan suka membawa motor terlalu kencang.. tapi kenapa kau tidak mendengarkannya” Nara yang masih terus menangis di sela-sela ucapannya.

“Arraseo.. mianhae.. lain kali aku pasti mendengarkanmu chagi.. karena itu jangan menangis lagi eoh” ujar Kai memeluk tubuh Nara hangat.

.

Malam itu Nara pun memutuskan untuk menginap di rumah sakit karena ingin menemani kekasihnya yang tengah dirawat.

“Bibi titip Kai padamu yah Nara, maaf karena merepotkanmu”

“Iya, tidak apa-apa kok bi”

.

Pukul 01.00 malam

Pandangan Kai terus tertuju pada kekasihnya Nara yang telah tertidur di atas sofa, rasanya ia ingin menyelimuti kekasihnya dengan selimut yang tengah dikenakannya, namun apa daya, kakinya yang tengah diperban membuatnya tak bisa berjalan mendekati sang yeoja.

**

Keesokan harinya,

Sinar matahari yang masuk dari celah jendela perlahan membangunkan Nara dari tidurnya, ia yang kemudian pergi keluar sebentar untuk membelikan Kai makanan di sebuah toko yang terdapat di dalam rumah sakit.

.

#Srak.. Pintu geser tempat Kai tengah dirawat pun tiba-tiba saja terbuka.

“Nara-ya ?” panggil Kai mencari kekasihnya, namun ternyata yang dilihatnya saat itu..

“Soojung-ssi ?”

“Sunbae, apa kau baik-baik saja ?” tanya Soojung dengan nada sendu, kemudian berjalan menghampiri Kai dan mendudukan dirinya di pinggir kasur.

“Mianhae.. lagi-lagi semua ini terjadi karena aku” ujar Soojung dengan matanya yang mulai berkaca.

“Apa maksudmu Soojung ? Aku tak mengerti”

Soojung mulai menceritakan semuanya pada Kai, ia yang tak kuasa menahan air matanya karena merasa bersalah pada namja yang ada dihadapannya ini.

“Ne.. pasti mantan kekasihku lah yang melakukan semuanya, ia pasti ingin balas dendam pada sunbae karena kejadian di malam valentine itu, jeongmal.. aku sungguh merasa bersalah padamu sunbae.. andai saja sunbae tak perlu menolongku waktu itu.. pasti semua ini tak akan terjadi” tutur Soojung yang mulai meneteskan air matanya.

“Soojung-ssi.. kau tak perlu merasa bersalah padaku, ini semua bukan salahmu” ujar Kai mencoba menenangkan Soojung.

“Aniyo.. ini semua salahku sunbae.. hiks.. ini semua salahku..” air mata Soojung semakin mengalir deras diwajahnya, membuat Kai yang melihatnya pun menjadi merasa iba, perlahan tangan Kai mulai merangkul bahu Soojung, begitu juga dengan Soojung yang mulai menenggelamkan wajahnya di ceruk leher sang namja.

“Sunbae” lirih Soojung pelan.

“N..ne”

“Salahkah.. jika aku..”

“..mulai menyukaimu” Soojung yang saat itu kembali mensejajarkan posisi duduknya menatap kedua mata Kai dengan sendu, Kai yang saat itu hanya terdiam membeku membalas tatapan yeoja itu, dan..

Cup.. Soojung tiba-tiba menempelkan bibirnya pada sang namja, membuat Kai sontak terkejut dan memundurkan wajahnya, dirinya yang hanya terdiam sejenak menatap gamang wajah Soojung intens,

Dan dari sebuah celah pintu, seorang gadis ternyata melihat semua kejadian menyakitkan itu, Ya.. betapa remuknya hati Nara saat ia harus melihat kekasihnya berciuman dengan gadis lain, Nara yang seketika berlari menjauhi tempat itu hingga sampailah ia di atap rumah sakit, ia duduk bersandar pada sebuah dinding dengan memeluk lututnya erat, suara tangisannya terdengar begitu terisak, tangisan yang menggambarkan betapa sakitnya hati Nara saat itu.

Ketika Nara mendongakan wajahnya yang berlinang air mata, betapa terkejutnya Nara saat melihat seorang Namja tengah memandanginya tepat di depan wajahnya,

“Jangan menangis ne” ucap sang Namja lembut lalu memberikan sehelai sapu tangan pada Nara, Nara yang entah mengapa seketika merasa tenang saat mendengar suara Namja itu. Kalimat pertama yang mengawali pertemuan mereka, pertemuan Nara dengan Luhan, yang merupakan seorang pasien rawat inap di rumah sakit ini.

 

TBC

 Aku bawa fanfic baru.. tapi kayanya ff aku yang ini abal bgt deh.. huhu..

makasih banyak buat yang udah mau nyempetin baca ff ini, dan lebih makasih lagi buat yang bersedia untuk memberikan komentarnya hehe.. mohon tetap memberikan RCL yah.. setidaknya dengan sebuah komen aku udah ngerasa di apresiasikan bgt loh sebagai penulis.. 😀 dan kalo responnya bagus aku bakalan cepet nyelesein chap berikutnya..

Sekali lagi gomawo *bow brg HunHan*

 

 

 

 

Leave a comment